Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia
 021-3104516       secretariat@perdami.or.id

Menatap Layar Terlalu Lama? Hati-Hati Terkena Computer Vision Syndrome



Menatap Layar Terlalu Lama? Hati-Hati Terkena Computer Vision Syndrome

Jakarta, 28 Juli 2025 – Di tengah dunia yang semakin digital, hampir semua aktivitas kini dilakukan melalui layar: bekerja, belajar, bahkan bersosialisasi. Tanpa kita sadari, kebiasaan ini membawa konsekuensi bagi kesehatan mata. Salah satu kondisi yang kini banyak dialami, namun sering diabaikan, adalah Computer Vision Syndrome (CVS) atau sindrom penglihatan komputer.

CVS adalah sekumpulan gejala yang muncul akibat penggunaan perangkat digital dalam waktu lama. Mata yang terus-menerus fokus ke layar tanpa cukup istirahat bisa mengalami kelelahan, kering, perih, atau bahkan penglihatan kabur. "Banyak orang tidak menyadari bahwa gejala seperti sakit kepala dan mata berair bisa jadi disebabkan oleh layar komputer yang mereka tatap berjam-jam setiap hari," ujar Cleveland Clinic dalam artikelnya mengenai CVS.

 

 Dunia Digital yang Menguras Mata

Bayangkan, dalam sehari kita bisa menghabiskan lebih dari 6 jam menatap layar—entah itu laptop, smartphone, atau tablet. Pandemi COVID-19 bahkan membuat durasi ini semakin meningkat. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Clinical Ophthalmology oleh Dove Medical Press, disebutkan bahwa 77% mahasiswa mengalami gejala CVS selama masa pembelajaran daring. Ini menunjukkan bahwa CVS tidak hanya menyerang pekerja kantor, tetapi juga generasi muda yang masih duduk di bangku kuliah.

Menurut laman Cedars-Sinai, CVS tidak hanya memengaruhi mata. Leher pegal, punggung kaku, dan postur tubuh yang memburuk juga bisa muncul akibat posisi duduk yang salah saat menggunakan perangkat digital. Dalam jangka panjang, semua ini bisa berdampak pada produktivitas dan kualitas hidup seseorang.

 

Gejala yang Sering Dianggap Sepele

CVS biasanya muncul perlahan dan tanpa disadari. Gejala umum meliputi:

  • Mata lelah dan terasa panas
  • Penglihatan buram atau ganda
  • Mata kering atau berair
  • Sakit kepala terutama di sekitar dahi dan pelipis
  • Nyeri di leher dan bahu

Mayo Clinic menyatakan bahwa salah satu penyebab utama CVS adalah berkurangnya frekuensi kedipan saat menatap layar. Normalnya, seseorang berkedip 18–22 kali per menit. Namun, saat fokus pada layar, kedipan bisa turun hingga hanya 3–7 kali per menit. Hal ini menyebabkan mata menjadi kering dan tidak terlubrikasi dengan baik.

 

Solusi Sederhana Tapi Efektif

Untungnya, CVS bukan penyakit yang tidak bisa dihindari. Ada berbagai cara mudah yang bisa dilakukan untuk mencegah dan mengurangi gejalanya. Salah satu metode yang disarankan oleh banyak dokter mata adalah aturan 20-20-20: setiap 20 menit, alihkan pandangan ke objek sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik. Ini memberi mata waktu istirahat dari fokus dekat.

American Optometric Association (AOA) juga merekomendasikan untuk:

  • Mengatur pencahayaan ruangan agar tidak terlalu terang atau redup
  • Mengurangi silau dari layar dengan filter anti-glare
  • Menyesuaikan posisi layar agar sejajar atau sedikit di bawah garis pandang mata
  • Menggunakan tetes mata buatan jika perlu
  • Melakukan pemeriksaan mata rutin, apalagi jika sering mengalami ketegangan

Sementara itu, Verywell Health menekankan pentingnya postur duduk yang ergonomis. Menopang pergelangan tangan, mengatur tinggi kursi, dan menjaga jarak layar dengan mata minimal 50–70 cm adalah langkah sederhana yang bisa mengurangi beban pada mata dan tubuh secara keseluruhan.

 

 Penutup: Mata Juga Butuh Istirahat

CVS bukanlah penyakit berbahaya, tapi bisa sangat mengganggu jika dibiarkan. Di zaman ketika hampir semua aktivitas bergantung pada layar, kesadaran untuk menjaga kesehatan mata menjadi semakin penting. Mengedipkan mata, mengalihkan pandangan sejenak, dan beristirahat secara berkala bisa menjadi penyelamat kecil yang berdampak besar.

“Teknologi memang memudahkan hidup, tapi jangan sampai membuat kita lupa bahwa tubuh—termasuk mata—punya batas,” tulis artikel Cleveland Clinic.

Sumber Referensi:

  1. Cleveland ClinicComputer Vision Syndrome (Digital Eye Strain)
  2. Mayo ClinicEyestrain Symptoms & Causes
  3. DovePress Clinical OphthalmologyComputer Vision Syndrome in Undergraduate and Medical Students
  4. Cedars-SinaiComputer Vision Syndrome Overview
  5. Verywell HealthSolutions to Screen-Related Eye Issues
  6. American Optometric AssociationAOA Guide to Computer Vision Syndrome