
Inovasi Terbaru dalam Pengobatan Katarak dan Penyakit Retina
Jakarta, 2025 — Perkembangan teknologi dan metode medis terus membuka peluang baru dalam pengobatan katarak dan gangguan retina. Inovasi-terbaru ini diharapkan memperbaiki hasil operasi, mengurangi frekuensi perawatan, serta membuat pengobatan menjadi lebih terjangkau dan nyaman bagi pasien.
Katarak: Operasi Lebih Aman dan Cepat Pulih
Salah satu kemajuan penting dalam pengobatan katarak adalah penggunaan metode phacoemulsifikasi. Metode ini menggunakan getaran ultrasonik untuk memecah lensa mata yang keruh dan kemudian dihisap keluar dengan sayatan kecil. Karena sayatannya kecil, proses penyembuhan lebih cepat dan risiko astigmatisme (kelengkungan kornea yang menyebabkan pandangan kabur) lebih rendah. Prosedur ini menjadi andalan di banyak rumah sakit khusus mata.
Selain phacoemulsifikasi, inovasi juga muncul dalam bentuk program operasi massal atau operasi gratis sebagai bagian dari upaya pemerintah dan lembaga kesehatan dalam menanggulangi kebutaan akibat katarak. Program operasi katarak gratis ini bertujuan meningkatkan akses pelayanan bagi masyarakat yang kurang mampu, serta menurunkan prevalensi gangguan penglihatan akibat katarak.
Retina: Terapi Baru Mengurangi Frekuensi Suntikan dan Beban Pasien
Untuk penyakit retina seperti degenerasi makula basah (nAMD) dan pembengkakan makula terkait diabetes (DME), penggunaan obat injeksi anti-VEGF (vascular endothelial growth factor) telah lama menjadi standar. Tetapi, tantangannya adalah frekuensi injeksi yang sering (biasanya tiap bulan) membuat beban bagi pasien dari segi waktu, biaya, dan ketidaknyamanan.
Baru-baru ini, obat faricimab diperkenalkan di Indonesia sebagai terobosan baru. Faricimab memiliki mekanisme kerja ganda dengan menarget VEGF-A dan Ang-2. Dengan infrastruktur kerja ini, obat tersebut memungkinkan penyuntikan tidak harus tiap bulan seperti sebelumnya, melainkan bisa dilakukan setiap 4 bulan setelah fase awal pengobatan. Ini berarti pasien dapat menikmati interval pengobatan yang lebih panjang, dengan efektivitas yang tetap mendekati obat-obat sebelumnya.
Studi klinis terbaru (nama studi “Salween”) mengungkap bahwa untuk pasien dengan nAMD dan tipe variasi PCV (Polypoidal Choroidal Vasculopathy), faricimab telah menunjukkan pemulihan penglihatan yang signifikan serta kemungkinan mengurangi beban pengobatan dengan interval yang lebih jarang.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Walau ada kemajuan, masih terdapat berbagai tantangan:
Namun, harapan sangat besar bahwa kombinasi teknologi medis, program pemerintah, serta kolaborasi antara sektor kesehatan publik dan swasta bisa mendorong pengobatan katarak dan penyakit retina menjadi lebih efektif dan menyeluruh.
Kesimpulan
Inovasi dalam pengobatan katarak dan retina seperti metode phacoemulsifikasi, program operasi massal, serta terapi injeksi baru seperti faricimab menandai langkah maju yang signifikan. Ia menawarkan hasil operasi yang lebih cepat sembuh, interval perawatan yang lebih panjang, serta peningkatan kenyamanan dan akses bagi pasien. Untuk memaksimalkan manfaatnya, edukasi pasien, perluasan layanan, serta pendanaan yang mendukung tetap menjadi kunci.
Sumber Referensi