Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia
 021-3104516       secretariat@perdami.or.id

Inovasi Terbaru dalam Pengobatan Katarak dan Penyakit Retina



Inovasi Terbaru dalam Pengobatan Katarak dan Penyakit Retina

Jakarta, 2025 — Perkembangan teknologi dan metode medis terus membuka peluang baru dalam pengobatan katarak dan gangguan retina. Inovasi-terbaru ini diharapkan memperbaiki hasil operasi, mengurangi frekuensi perawatan, serta membuat pengobatan menjadi lebih terjangkau dan nyaman bagi pasien.

 

Katarak: Operasi Lebih Aman dan Cepat Pulih

Salah satu kemajuan penting dalam pengobatan katarak adalah penggunaan metode phacoemulsifikasi. Metode ini menggunakan getaran ultrasonik untuk memecah lensa mata yang keruh dan kemudian dihisap keluar dengan sayatan kecil. Karena sayatannya kecil, proses penyembuhan lebih cepat dan risiko astigmatisme (kelengkungan kornea yang menyebabkan pandangan kabur) lebih rendah. Prosedur ini menjadi andalan di banyak rumah sakit khusus mata.

 

Selain phacoemulsifikasi, inovasi juga muncul dalam bentuk program operasi massal atau operasi gratis sebagai bagian dari upaya pemerintah dan lembaga kesehatan dalam menanggulangi kebutaan akibat katarak. Program operasi katarak gratis ini bertujuan meningkatkan akses pelayanan bagi masyarakat yang kurang mampu, serta menurunkan prevalensi gangguan penglihatan akibat katarak.

 

Retina: Terapi Baru Mengurangi Frekuensi Suntikan dan Beban Pasien

Untuk penyakit retina seperti degenerasi makula basah (nAMD) dan pembengkakan makula terkait diabetes (DME), penggunaan obat injeksi anti-VEGF (vascular endothelial growth factor) telah lama menjadi standar. Tetapi, tantangannya adalah frekuensi injeksi yang sering (biasanya tiap bulan) membuat beban bagi pasien dari segi waktu, biaya, dan ketidaknyamanan.

Baru-baru ini, obat faricimab diperkenalkan di Indonesia sebagai terobosan baru. Faricimab memiliki mekanisme kerja ganda dengan menarget VEGF-A dan Ang-2. Dengan infrastruktur kerja ini, obat tersebut memungkinkan penyuntikan tidak harus tiap bulan seperti sebelumnya, melainkan bisa dilakukan setiap 4 bulan setelah fase awal pengobatan. Ini berarti pasien dapat menikmati interval pengobatan yang lebih panjang, dengan efektivitas yang tetap mendekati obat-obat sebelumnya.

Studi klinis terbaru (nama studi “Salween”) mengungkap bahwa untuk pasien dengan nAMD dan tipe variasi PCV (Polypoidal Choroidal Vasculopathy), faricimab telah menunjukkan pemulihan penglihatan yang signifikan serta kemungkinan mengurangi beban pengobatan dengan interval yang lebih jarang.

 

Tantangan dan Harapan ke Depan

Walau ada kemajuan, masih terdapat berbagai tantangan:

  • Kesadaran pasien: Banyak pasien belum mengetahui opsi terapi terbaru seperti faricimab.
  • Ketersediaan layanan dan biaya: Obat-baru biasanya lebih mahal dan belum tersedia luas di semua rumah sakit atau klinik retina, terutama di daerah terpencil.
  • Infrastruktur medis: Dibutuhkan sarana fasilitas retina yang memadai (misalnya dokter spesialis retina, alat diagnosa canggih) agar diagnosis dan terapi bisa dilakukan lebih awal.

Namun, harapan sangat besar bahwa kombinasi teknologi medis, program pemerintah, serta kolaborasi antara sektor kesehatan publik dan swasta bisa mendorong pengobatan katarak dan penyakit retina menjadi lebih efektif dan menyeluruh.

 

Kesimpulan

Inovasi dalam pengobatan katarak dan retina seperti metode phacoemulsifikasi, program operasi massal, serta terapi injeksi baru seperti faricimab menandai langkah maju yang signifikan. Ia menawarkan hasil operasi yang lebih cepat sembuh, interval perawatan yang lebih panjang, serta peningkatan kenyamanan dan akses bagi pasien. Untuk memaksimalkan manfaatnya, edukasi pasien, perluasan layanan, serta pendanaan yang mendukung tetap menjadi kunci.

Sumber Referensi

  1. Artikel “Mengenal Pengobatan Faricimab, Inovasi Terbaru untuk Atasi Gangguan Mata”, Okezone Health, 3 November 2023.
  2. Artikel “Inovasi Baru Cegah Kebutaan karena Kerusakan Retina”, Kompas.com, 4 November 2023.
  3. Artikel “Studi terbaru ungkap terapi lebih aman untuk pasien gangguan retina”, ANTARA News, 3 Oktober 2025.
  4. Artikel “Kini Inovasi Baru untuk Selamatkan Penglihatan Pasien Tersedia di Indonesia”, Media Indonesia, 8 November 2023.
  5. Artikel “Operasi Mata dengan Metode Phaco: Inovasi Modern dalam Pengobatan Katarak”, IHC RS Elizabeth Situbondo, 15 Oktober 2024.