Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia
 021-3104516       secretariat@perdami.or.id

Kapan Kita Harus Waspada Terhadap Penglihatan Anak yang Belum Maksimal?



Kapan Kita Harus Waspada Terhadap Penglihatan Anak yang Belum Maksimal?

Jakarta, 2025 — Penglihatan anak tumbuh pesat sejak lahir, namun ada fase-fase kritis di mana orang tua perlu lebih waspada terhadap potensi gangguan penglihatan. Berikut panduan kapan sewaktu-waktu sebaiknya orang tua memperhatikan dan memeriksakan mata anak mereka.

  1. Usia Bayi Baru Lahir hingga 6 Bulan
  • Pemeriksaan mata pertama biasanya dilakukan 72 jam setelah lahir, menggunakan tes seperti refleks merah dan refleks pupil untuk mendeteksi kelainan bawaan — seperti katarak, glaukoma, atau gangguan struktur bola mata.
  • Pada rentang usia 6–12 bulan, dokter akan memeriksa respons terhadap cahaya, gerakan bola mata, dan kesejajaran mata. Bila ada indikasi seperti strabismus (mata juling) atau ambliopia (mata malas), segera dirujuk ke spesialis
  1. Masa Balita dan Pra-Sekolah (Usia 1–5 Tahun)
  • Usia 1–2 tahun: Tes berbasis alat seperti photoscreener dan autorefractor mulai digunakan untuk mendeteksi masalah refraksi dan amblyopia.
  • Usia 3–5 tahun: Ini adalah masa penting untuk memeriksa ketajaman penglihatan (visus) dan kesejajaran mata. Beberapa anak sudah bisa melakukan tes baca dengan deretan huruf atau simbol. Tanda waspada seperti sering memicingkan mata, kesulitan fokus, atau mengenali gambar perlu menjadi sinyal untuk evaluasi lebih lanjut.
  1. Usia Sekolah & Remaja (≥5 Tahun)
  • Anak-anak sekolah dan remaja sebaiknya menjalani pemeriksaan mata 1–2 kali per tahun, terutama bila terdapat riwayat keluarga dengan rabun jauh atau gejala lain yang muncul.
  • Bila anak sering mengeluh sakit kepala, mata lelah, atau terus menonton layar dari jarak dekat, sebaiknya segera diperiksa.
  1. Fase Kritis Perkembangan Penglihatan
  • Periode paling krusial untuk perkembangan sistem penglihatan adalah 0–3 tahun, dan puncaknya sekitar usia 2 tahun. Setelah usia 5 tahun, kemampuan visual akan mulai menurun dan mencapai batas berhenti berkembang di usia 12 tahun.
  • Bila gangguan visual tidak ditangani selama periode kritis ini, risiko ambliopia atau mata malas bisa berkembang menjadi permanen.
  1. Gejala yang Perlu Diwaspadai

Beberapa gejala yang menjadi sinyal bagi orang tua antara lain:

  • Kesulitan membaca (mendekat, sering kehilangan tempat)
  • Sering mengucek atau mengedipkan mata
  • Sakit kepala atau mata tegang
  • Menutup satu mata saat melihat objek
  • Sensitif terhadap cahaya tinggi
  • Penglihatan buram/dekat atau jauh terganggu.

Kebutuhan Penanganan Dini

Begitu gejala atau tanda mencurigakan terdeteksi, pemeriksaan ke dokter mata anak sangat penting—semakin cepat dilakukan, semakin tinggi peluang penyembuhan dan perkembangan penglihatan yang normal.

Sumber:

  1. Hello Sehat – Panduan usia pemeriksaan mata anak: sejak lahir, 6 bulan, 1–2 tahun, >3 tahun, serta gejala yang perlu diwaspadai (Hello Sehat).
  2. Ruang Umma (Mei 2025) – Waktu pemeriksaan: sejak lahir, umur 6 bulan, 3 tahun, usia masuk sekolah, dan pentingnya pemeriksaan berkala serta tanda-tanda gangguan (UmmaLifestyle).
  3. Kumparan – Penjelasan mengenai periode kritis perkembangan penglihatan (0–3 tahun, puncak di 2 tahun, menurun setelah 5 tahun) dan risiko permanen jika terlambat ditangani (kumparan).
  4. Media Indonesia (Antara, 2023) – Phase kritis 0–8 tahun, terutama 0–3 tahun, dalam mencegah ambliopia seperti mata malas dan mata juling (Media Indonesia).
  5. KMN EyeCare – Tanda anak perlu pemeriksaan mata: kesulitan membaca, mengucek mata, sakit kepala, menutup satu mata, sensitivitas cahaya, dll. Rekomendasi pemeriksaan tahunan untuk usia 5–17 tahun (KMN EyeCare).